Horison

Horison

Kamis, 17 Oktober 2013

Pulau Sempu 2012



Lanjut cerita The Pants Boot Camp yang saya tulis bulan Januari 2013, belum sempat saya lanjutkan karena kesibukan kerja dan kegiatan-kegiatan lain yang menyita waktu, tenaga, daya dan upaya…ngomong apa sihhhhhh. Sampai mana tadi? Oh iya melanjutkan cerita petualangan kami di Pulau Sempu dimana seluruh persiapan sudah siap tinggal berangkat saja. Untuk masalah keberangkatan kami berangkat dari Kota Malang jam 05.30 pagi agar sampai di pelabuhan Sendang Biru (http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Sempu) tidak terlalu siang mengingat jarak tempuh kota Malang ke Sendang Biru kurang lebih 2 Jam perjalanan atau 75 km dari kota Malang. Transportasi yang digunakan kali ini adalah satu unit MPV dan Izusu Elf kapasitas 12 orang karena pesertanya banyak (17 orang!!) disertai peralatan yang luar biasa berat dan banyak. Untuk yang ingin kesini tapi menggunakan kendaraan umum juga bisa kok ini panduannya :
  1. Dari Terminal Arjosari ke Terminal Gadang dulu naik angkutan kota dengan kode “AG” dengantarif antara Rp. 4.000,- sd Rp. 5.000,-
  2. Lanjut dari Terminal Gadang, cari Colt L 300 arah Turen (banyak kok jangan khwatir) dengan tarif antara Rp. 5.000,- sd Rp. 6.000,-
  3. Nahhh sampai di Turen tunggulah angkutan kota (angkot) menuju pantai Sendang Biru. Agak lama ya nunggunya tapi worth it lah kan kalo mau ke surga harus susah-susah dulu..........
Akhirnya setelah menempuh perjalanan brutal serta ajrut-ajrutan selama 2 jam (karena jalan Turen – Sendang Biru agak bergelombang) maka sampailah kita ke pelabuhan Sendang Biru, Malang Selatan ni penampakannya :


Sesampainya di Pelabuhan Sendang Biru segera kami menuju kantor BKSDA untuk mengurus ijin masuk ke Pulau serta menyewa guide menuju Pantai Segara Anak. Adapun biaya yang dikeluarkan antara lain  :
- Membayar ijin masuk biaya per orang @Rp. 5.000,00
- Retribusi ijin bermalam @Rp. 5.000,00.
- Ijin Polhut Rp. 30.000,00/team.
- Jasa pemandu tinggal menambah lagi Rp. 100.000,- per pemandu.
- Sewa sepatu trekking Rp. 10.000,-
Sarannya untuk yang belum pernah ke Pulau Sempu sewalah pemandu biar tidak tersesat.

Ijin ini harus diurus karena bila tidak diurus pemilik kapal tidak mau menyewakan kapalnya, setelah menunjukkan bukti pengurusan bisa langsung naik kapal adapun sewa kapal Rp. 100.000,- per kapal PP, tinggal telpon kalau minta di jemput. Keren kan....he he he. Kapalnya sendiri bisa menampung 10 – 20 orang jadi mending kalau ke Pulau Sempu berkelompok supaya irit. Untu menuju pulau Sempu sendiri ditempuh dengan waktu kl 10 – 15 menit dari pelabuhan Sendang Biru, dengan mendarat di teluk Semut. Tapi jangan girang dulu yaaa, perjalanan sesungguhnya baru akan di mulai, perjalanan neraka selama 2 jam dengan ransel 15 kg yaitu trekking.........




Pada foto ini penampakan penulis yang lagi nunduk dibelakang pake kaos biru dan celana kargo coklat. Foto diambil di pelabuhan Sendang Biru menjelang naik ke kapal pendarat.

Akhirnya dimulailah perjalanan 2 jam menembus hutan di Pulau Sempu, perjalanan berat karena semalam baru saja hujan sehingga becek dan penuh lumpur yang memakai sepatu trekking saja sampai kesulitan karena medannya yang berat. Sebagai catatan sepatu saya Catterpillar model sepatu tentara sampai tidak keliatan bentuknya karena penuh lumpur. Berkali kali kami harus berhenti untuk istirahat karena beban yang dibawa cukup berat dan lagi usia yang sudah tidak muda lagi.




Nih lagi ngos-ngosan mengumpulkan tenaga buat latihan angkat beban, ehh salah dink angkat tas. Tiap 500 meter istirahat, so kapan sampainya. Sampai2 guide nya geleng-geleng kecapekan istirahat terus he he he he.

Medannya kalau kering relatif mudah dilalui, tapi kalau becek sepertyi ini licin, lumpur dan tonjolan batu karang rawan melukai kaki. Jadi berjalan juga harus tetap waspada liat kanan kiri depan belakang siapa tau ketemu kuntilanak hiiiiiiiiiiii. Walah pokoknya itu 2 jam paling menyiksa, apalagi guidenya bilangnya ”sudah dekat”, ”sudah dekat” denger ada suara air ehh cuma sungai doang. Pokoknya kalau kesini gak terpaksa dan gak suka petualangan mending mikir-mikir deh. Ni aja berangkat biar ngelatih anggota The Pants biar jadi laki-laki sejati bukan lekong kaya di foto ini (baju biru gak pake topi --> Lekong he he he he).

Sesudah 2 jam dihajar lumpur, sempat kepleset 2 kali, keringat udah kering berkali-kali, punggung pegel-pegel akhirnya kedengaran suara debur ombak dikejauhan....naaa ini dia sudah dekat dengan pantai yang dituju. Saking bersemangatnya kami berjalan lebih cepat ehhhh apa yang terjadi sepatu saya jebol solnya gara-gara lumpur hu hu hu catterpillarnya jebolllllll. Untung bawa sendal gunung jadinya masih ada alas kaki pengganti kalau tidak alamat nyeker pulangnya.



Akhirnya sampai juga kita dipantai Segara Anakan dari atas tebing nampak air bergradasi warna biru ke hijau turqoise benar-benar indah apalagi pasir pantainya putih dan halus. Rasanya capek perjalanan 2 jam segera sirna melihat pemandangan tersebut. Tidak menunggu lagi segera kami turun menuju pantai tidak lupa melepas tas langsung bermain air. Benar-benar luar biasa pemandangannya.

Setelah bermain air sebentar maka kami segera menyiapkan lokasi untuk berkemah dan membongkar peralatan. Lokasi yang kami pilih berdekatan dengan tebing dan agak jauh dari pantai dengan alasan kalau pasang tidak menggenangi tenda dan kalau Tsunami kita bisa langsung kabur ke tebing-tebing...becanda..becanda pembaca. Untuk mempercepat tugas karena hari semakin siang maka para wanita nya  ditugasi untuk membuat makan siang, para lelakinya mencari kayu bakar untuk api unggun dan mendirikan tenda. Dan lucunya setelah tenda selesai dan perlengkapan di bongkar dari ransel masing-masing makanan mulai dari aqua, mie, coklat, camilan, dll dst dsb kalau dikumpulkan penuh di satu tenda! Kemah 1 hari bawa perbekalan buat 1 bulan. Pantes berat carrier rata-rata 15 kg ckckckckck.

Akhirnya setelah semua beres maka kami berpuas diri bermain air, berenang dipantai segara anakan yang berpasir halus dan tanpa ombak. Benar-benar pantai ideal, saya setuju sama gambaran blogger perihal Pantai Segara Anak setara dengan Pantainya Leonardo di Caprio di Phi Phi island karena benar-benar seperti surga ditengah kesunyian (walaupun tidak sunyi juga sihhh). Saya suka pantai  dan sudah ke berbagai macam pantai di Bali (Menjangan, Pemuteran, Tulamben, Uluwatu, Padang Padang dll) termasuk pantai-pantai di Irian waktu saya kecil dulu semuanya bagus tapi yang sebagus ini ya cuma Pulau Sempu. Degradasi warna biru ke hijau, pasir putih halus, air nya hangat dan sepi tidak ada tandingannya deh seperti kata orang The Hidden Paradise.






                              





                             

Makin sore semakin ramai pantai Segara anakan dengan oarang yang ingin camping, nah kaya perkampungan kan. Sayang walaupun pantainya bagus namun kelamaan akan jelek karena banyak sampah seperti plastik, botol aqua dll yang berserakan di sekeitar lokasi kemping. Kalau tidak dijaka bukan tidak mungkin Pantai Segara Anak bakal kehilangan keindahannya.

Sambil menunggu senja turun kami duduk-duduk sambil menyeduh kopi sebagian lagi berjalan menyusuri pantai sekedar menikmati sore, yang lain mencari ranting-ranting untuk bahan bakar api unggun. Udaranya khas pantai yakni panas lembab membuat berkeringat namun untungnya angin sepoi-sepoi sehingga terasa sejuk.

Akhirnya malam pun tiba dengan membuka dan memasak bekal yang ada seperti supermi, susis, nugget dll sambil menikmati api unggun. Bahkan ada yang membawa pisang yang segera dibakar di dalam api unggun. Kebetulan saya ditugasi membawa marsmallow jadi mirip orang bule kalau camping he he he he.
                                     

 
Tu pemandangan camp pengungsi lagi bikin makanan

Rasanya bahagia sekali bisa berkumpul dengan teman-teman menikmati alam jauh dari mana-mana (bahkan handphone pun tidak ada signal). Hanya menikmati langit malam dan suara ombak dikejauhan ditemani teman-teman dekat saja. Bahagia sekali saat itu, apalagi mereka memberi kejutan pada saya karena ulang tahun. Mie goreng dikasi nugget dan diberi lilin ulang tahun. Thanks Guys!!!!!!

Tidak terasa malam menjelang, udara semakin dingin dengan angin yang semakin kencang. Dan ternyata hujan derasssssssssss!! Langsung semua kabur ke tenda masing-masing berlindung dari hujan deras dan badai petir. Dag dig dug juga karena ada badai petir dan suara ombak diluar makin mengganas, Beberapa jam kemudian hujan pun selesai, dan ternyata memakan korban, tenda teman-teman lain banyak yang bocor hanya tenda saya yang kering kerontang he he he he. Keesokan harinya shubuh kita langsung bersiap-siap membuat sarapan karena harus segera kembali ke Jember apabila kesiangan bakal sampai tengah malam di Jember.

Siap-siap dimulai beres-beres dimuali akhirnya jam 07.00 persiapan selesai dan dimulailah perjalanan neraka tahap 2 ke teluk Semut. Lebih berat karena disertai hujan gerimis yang membuat medan semakin berat akibat hujan semalam.
 

                                 
 


                             


                                                             
Bersantai dulu sambil menunggu jemputan
 

Setelah berjalan menebus hujan, licin, lumpur kepleset 2 kali (lagi) akhirnya sampailah kita ke teluk Semut untuk menunggu jemputan dari kapal kemarin. Selagi menunggu kita eksis dulu donk he he he he. Selesailah petualangan di Pulau Sempu.


Nah ini beberapa tips saya untuk yang ingin ke pulau Sempu :
1.   Bila ke Pulau Sempu datanglah secara berkelompok. Selain lebih menyenangkan, juga akan ramah di kantong alias irit bin hemat serta tidak buang-buang waktu. Misalnya angkot Turen-Sendang biru, bisa di charter sehingga tidak mengganggu penumpang lain atau ngetem/berhenti menunggu penumpang terlalu lama. Pulangnya pun tinggal minta jemput dari sendang biru. Demikian juga perahu, dengan berkelompok, kita tinggal urunan Rp. 100.000,00 dengan sesama teman.
2.    Pantai sendang biru adalah titik terakhir menemukan air tawar karena di Pantai Segara Anak tidak ada sumber air tawar kecuali di Telaga Lele (yang jaraknya 3 jam perjalanan dari Segara Anak). Berapa botol? Yang pasti tidak cukup satu botol 1.5 liter, tetapi lebih dari itu (apalagi kalau berkemah), karena perjalanan yang cukup berat dan akan banyak menguras tenaga.
3.   Jangan meremehkan kondisi rute di Sempu karena ni akan benar-benar di luar dugaan. Apalagi bagi orang yang awam dengan petualangan alam dan trekking. Kalau musim kemarau, jalurnya tidah terlalu sulit karena jalan tidak berlumpur sehingga bisa ditempuh dengan waktu lebih cepat. Tapi bila sedang musim hujan, bersiaplah menangis karena bertarung dengan jebakan lumpur yang sangat menguras tenaga hingga untuk mengangkat kaki saja rasanya tidak sanggup.
4.   Bila berniat tidak menginap dan berniat pulang sore hari, maka siap-siap bawa bekal minimal lampu senter. Antisipasi bila kemalaman di dalam hutan menuju ke pantai sendang biru.
5.       Di sarankan untuk menyewa penunjuk jalan yang biasanya di tawarkan di BKSDA biasanya petugas nya / warga sekitar dengan tariff sekitar Rp. 100.000,00
6.    Pakailah sandal gunung / sepatu trekking yang mengikat sempurna kaki. Sandal jepit dapat di pastikan akan mudah putus dan licin sehingga mudah melukai kaki sendiri. Kalau tidak punya sewalah di tempat persewaan peralatan camping di Pantai Sendang Biru.

Nahhhh tunggu apalagi segera ke Hidden Paradise............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar